Mouse pointer

Peace Monkey

Sabtu, 23 April 2016

TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA

TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA


David Lie ( 10 )
Dean Ascha Wijaya ( 11 )
Delwyn Kosmon ( 12 )

SMA XAVERIUS 1 JAMBI
XI IPA 2

KATA PENGANTAR

          Puj Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya, kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan laporan praktikum yang diberikan oleh Bu Elizabeth Tjahjadarmawan.
          Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Elizabeth Tjahjadarmawan selaku guru pembimbing yang telah memberi bimbingan sehingga kami mampu menyelesaikan laporan praktikum ini. Kami harap semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Jambi, 20 April 2016
-Delwyn, David, Dean
TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kadar asam asetil salisilat dalam obat aspilet ( aspirin ) menggunakan metode titrasi asam basa.
-Delwyn, David, Dean
MANFAAT

Melalui praktikum ini diperolah kadar asam asetil salisilat dalam tablet aspirin dengan metode titrasi asam basa. Dari hasil massa dan kadar asam asetil salisilat yang diperoleh melalui praktikum akan dibandingkan kadar obat pada merek dagang yang telah ditentukan.
-Delwyn, David, Dean
TEORI DASAR

   Aspirin adalah obat analgesik pereda nyeri. Aspirin mengandung asam asetil salisilat yang merupakan asam monoprotilik. Aspirin dapat disintesis dari sama salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau anhibrida asam asetat menurut reaksi berikut.

   Salisin , sebagai salah satu beta-glikosida dari asam salisilat, yang dapat ditemukan pada daun dan kulit kayu dari pohon willow ( genus Salix ) telah digunakan untuk penanganan herbalik selama berabad-abad kurang lebih 2400 tahun. Dalam penggunaan pada organime hidup, salisin diubah menajdi asal salisilat untuk meredakan pembengkakan dan menurunkan demam.
    Asam salisilat sendiri kurang cocok dipergunakan sebagai obat-obatan karena dosis tinggi asam salisilat memiliki rasa yang tidak enak dan dapat menyebabkan iritasi lambung. Masalah ini terlampaui dengan perkenalan atas asam asetil salisilat atau "Aspirin" yang diregistrasikan dan dibuat oleh perusahaan obat Jerman , Bayer pada 1899. Nama "Aspirin" berasal dari "acetylated spiraeic acid" yang merupakan nama lama dari asam salisilat. Aspirin sendiri adalah ester dari asam salisilat yang dapat melewati lambung tanpa berubah sebelum mengalami hidrolisis oleh media basa pada usus yang mengaktifkan senyawa ini.
     Aspirin bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin yang diproduksi oleh seluruh bagian tubuh dimana zat ini berpengaruh dalam memberikan sensasi rasa sakit dan pembengkakkan. Aspirin dikonsumsi dengan dosis rendah untuk mencegah penyakit stroke pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Aspirin dapat menyebabkan nyeri perut dan alergi pada anak-anak yang dapat berpotensi menyebabkan Sindrom Reye.
    Kosentrasi aspirin dapat ditentukan dengan cara meneteskan larutan NaOH 0,1 M persamaan reaksi kimia sebagai berikut :

   Titik Ekuivalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan menjadi pink muda, dengan indikator pp, yang konstan selama 1 menit. Kadar titran NaOH yang berlebih mengakibatkan terjadinya reaksi sebagai berikut :
    Titik ekuivalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan menjadi pink muda ( dengan indikator pp : phenolophetalien ) yang konstan selama satu menit. Saat alkohol atau fenol bereaksi dengan asam karboksilat , akan dihasilkan ester dan air. Esterifikasi berlangsung lama dan tepat setelah produk terbentuk, reaksi hidrolisis dimulai. Kesetimbangan tercapai apabila semua reaktan dan produk ditemukan (ada).




    Pada suhu 20 derajat Celsius, kecepatan reaksi baik maju atau mundur berlangsung sangat lambat dan kesetimbangan hanya dapat tercapai setelah berhari-hari. Pemanasan meningkatkan kecepatan reaksi maju maupun mundur sehingga kesetimbangan lebih cepat tercapai, tanpa menggeser kesetimbangan secara signifikan. Nilai setimbang konstan (K) pada suhu ruangan sekitar 10 sehingga persentase produk yang dihasilkan tidak akan begitu besar.
-Delwyn, David, Dean
ALAT DAN BAHAN



1. Tablet aspirin
2. Air mineral 600ml 
3. Tissue
4. Label
5. Lap 
6, Gelas plastik 5 buah 
7. Sendok 5 buah
8. Lumpang porselin 
9. Timbangan digital 
10. Erlemeyer 250ml
11. Gelas ukur 
12, Etanol 95%
13. Hot plate
14. Pipet tetes
15. Indikator pp
16. Larutan NaOH
17. Burret
-Delwyn
METODE


1. Timbang tablet aspirin menggunakan timbangan digital. 


2. Geruslah tablet yang akan dianalisa dengan lumpang porselin sampai halus. 



3. Masukkan tablet yang telah dihaluskan kedalam erlemeyer 250ml.


4. Tambahkan 25ml etanol 95% ke dalam erlemeyer.


5. Kocoklah larutan tersebut selama 5 menit dan panaskan diatas hotplate sampai mendidih.


6. Tambahkan 5ml akuades kemudian ambil 5ml campuran tersebut, kemudian pindahkan ke erlemeyer lainnya.

7. Tambahkan 2 tetes indikator pp ke dalam erlemeyer yang berisi 5ml larutan.



8. Teteslah larutan NaOH 0,1 M sampai warna larutan berubah menjadi pink muda dan catatlah. 
-Delwyn, David, Dean
BAGAN METODE

-David
HASIL PRAKTIKUM 


-David

PERHITUNGAN


Menghitung kadar asam asetil salisilat dalam obat analgesik Cardia Aspirin 
- Massa 1 butir tablet : 0,14 gram, pada label obat ; 100mg asetil salisiat
- Vol NaOH rata - rata ; 1,1ml
- MNaOH ; 0,1025 M
- Volume titrat ; 5ml. Volume titrat yang diambildari 30ml ( 25ml etanol + 5 ml air ).






-Dean

  HASIL DAN PEMBAHASAN


Aspirin atau asam asetil salisilat adalah obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan).Pada obat yang di pasarkan, asam asetil salisilat yang terkandung tidaklah 100%. Dari hasil praktikum didapatkan bahwa dalam tablet  0,14g pada nyatanya berisi 0,12g asam asetil salisilat atau 87,05%. Selisih tersebut diduga karena adanya bahan tambahan dalam obat.
-David
KESIMPULAN


Dari titrasi asam basa menggunakan NaOH 1,025M, didapat kadar asam asetil salisilat sejumlah 0,1218672mg per tablet. Berdasarkan berat tablet 0,1g per tablet, maka diperoleh persentase asam salisilat sejumlah 71,4285% ( fakta ). Sedangkan pada kemasam tertera kadar asam asetil salisilat sejumlah 100mg sehingga menghasilkan persentase 87,05 ( teori ). Dari kedua hasil yang diperoleh didapat persen hasil 1,2187%
-Delwyn
SARAN


1. Berhati-hatilah ketika memindahkan gerusan tablet ke elemeyer agar tidak ada yg tumpah sehingga berat a tablet sebelum di gerus sama dengan berat tablet setelah digerus dan dilarutkan.
2.Selain dengan cara tetes, praktikum ini juga dapat dilakukan dengan cara titrasi.
3. Bila menggunakan cara titrasi, kurangi sedikit titran hingga tepat ke angka yang mudah di lihat agar dapat lebih mudah melihat volume titran yang digunakan.
4. Ketika menggunakan cara tetes, hitung setiap tetesan dengan teliti agar tepat ketika dikonversi ke volume (1 tetes = 0,05ml)
 -David
KATA PENUTUP


   Demikian yang dapat kami sampaikan dalam laporan ini. Terima kasih pada Bu Elizabeth Tjahjadarmawan yang telah memberikan pengarahan dalam pembuatan laporan maupun dalam praktek. kami mohon maaf bila ada kesalahan dalam laporan ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


Jambi, 23 April 2016
-Delwyn
DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
 Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook. Sydney : School of Chemistry

KONTRIBUTOR


Admin
Delwyn Kosmon

Analis Laporan
David Lie, Dean Ascha Wijaya, Delwyn Kosmon

Cameramen
Dean Ascha Wijaya

Kamis, 07 April 2016

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI EKSTRAK KUNYIT

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI EKSTRAK KUNYIT


Nama :

1. David Lie ( 10 )
2. Dean Ascha Wijaya ( 11 )
3. Delwyn Kosmon ( 12 )

KELAS XI IPA 2
SMA Xaverius 1 Jambi
Maret 2016

KATA PENGANTAR


          Puji syukur kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan praktik yang diberikan Bu Elizabeth Tjahjadarmawan dan menyelesaikan laporan tersebut.

        Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok dan Bu Elizabeth selaku guru pembimbing karena telah membantu menyelesaikan laporan dan melakukan praktek.

           Kami harap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jambi, 7 April 2016

TUJUAN

Menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami ekstrak kunyit pada larutan uji asam, netral, dan basa.

MANFAAT

Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pHnya masing – masing.

TEORI SINGKAT


Secara Kualitatif, ketika indikator bereaksi dengan zat asam ( H+ ) maka kesetimbangan bergeser ke arah kiri yaitu ke arah HIn sehingga warna yang ditampilkan adalah warna 1. Jika indikator bereaksi dengan zat basa ( OH-  ) maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan. Warna Indikator berubah menjadi 2 yaitu In-. Namun apabila larutan bersifat netral, indikator tidak mengalami perubahan warna, tetap pada warna asalnya.

METODE

Alat dan bahan :
1.       Alat :
a.       Blender
b.      pH meter
c.       Label nama ( 10 )
d.      Gelas aqua ( 10 )
e.      Sendok Plastik ( 10 )
2.       Bahan :
a.       100 gr kunyit dalam bentuk ekstrak




b.   Etanol 70%
c.       Air
d.      Larutan uji
-  HCl
- CH3COOH
- NaCl
- Al2(SO4)3
- Air hujan
- Larutan Indikator
- Air mineral
- Air sabun
- Na2CO3
- NaOH

                                              



                                               CARA KERJA


HASIL PENGAMATAN

Foto larutan uji dengan indikator 




Tabel Trayek Warna dan pH




PERHITUNGAN NILAI Ka INDIKATOR


Perhitungan nilai Ka indikator menggunakan persamaan :


Menggunakan perhitungan diatas, dilakukan perhitungan :





DISKUSI DAN PEMBAHASAN
         
          Indikator alami kunyit dapat digunakan sebagai indikator karena mengandung zat pewarna yang disebut curcumin (Evans, 1998).
            Indikator kunyit  lebih sesuai digunakan untuk pada larutan asam berdasarkan trayek pH yang diperoleh dari hasil eksperimen karena perubahan warna dan perubahan pH yang lebih bervariasi untuk asam daripada basa.
          Nilai Ka indikator yang diperoleh dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa indikator kunyit termasuk asam lemah.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa : 


1. Trayek indikator alami dari ekstrak kunyit menunjukkan perubahan warna dari oange - coklat tua.
2. Trayek pH ( perkiraan ) sekitar 7.6 - 7.9 
3. Daerah pH yang diperkirakan : 
    a. Daerah di bawah pH 7.6 berwarna orange
    b. Daerah di atas pH 7.9 berwarna coklat tua
4. Ka yang diperoleh ( metode pendekatan ) = 1 x 10-6

SARAN

1. Sebaiknya larutan indikator dan perlakuan sebelum praktek dihindari dari matahari secara langsung.
2. Setelah indikator ditambah ke larutan yang diuji, aduk larutan dan tunggu beberapa saat hingga warnanya berubah sempurna.
3. Untuk mendapat trayek pH yang lebih akurat ketika mengukur dengan pH meter, biarkan pH meter beberapa saat setelah dicelup hingga stabil.
4. Perhitungan dilakukan secara cermat.

KATA PENUTUP
       Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam laporan ini. Terima kasih pada Bu Elizabeth Tjahjadarmawan dan teman-teman yang telah memabantu baik dalam pembuatan laporan maupun dalam praktek. kami mohon maaf bila ada kesalahan dalam laporan ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jambi, 07 April 2016

DAFTAR PUSTAKA 

Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Evans, 1998

KONTRIBUTOR
Admin
Delwyn Kosmon

Analis Laporan
David Lie, Dean Ascha Wijaya, Delwyn Kosmon

Cameramen
Dean Ascha Wijaya